RENUNGAN MULTIKULTURALISME
Oleh: Ahmad Suhendra
Dalam beberapa dekade terakhir di Indonesia, banyak kasus yang bergesekan dengan perihal keberagaman dan terkait dengan HAM sebagai warga negara. Sebutsaja kasus FPI di Monumen Nasional (Monas) beberpa tahun lalu, yang begitu naif saya kira, sebagai orang yang beragama muslim, yang mempunyai kitab yang mengajarkan keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan semestinya perbuatan tersebut tidak muncul dalam permukaan. Semestinya orang yang beragama dan paham serta mengamalkan keberagamaannya paham dan mengerti akan arti sebuah keberagaman.
Dalam islam dan saya sebagai orang yang beragama islam sangat tidak setuju dengan apa yang dilakukan FPI dan kawan-kawan. Islam tidak mengajarkan kekerasan. Justru islam memberikan kebebasan beragam dalam ranah yang begitu toleran. Rasa intoleran yang dimunculkan sekelompok orang menimbulkan pertikaian dan konflik antar sesama warga negara bahkan antar sesama pemeluk agama.
Tidak hanya dalam ranah agama, tentunya, kajian multikulturalisme meliputi semua aspek perbedaan yang ada dan hadir dikehidupan kita. Kajian multikultural ini bagi saya sangat kompleks, tidak hanya terbatas pada budaya dan agama, tapi juga dalam kelas ekonomi, orientasi seksual, kaum difabel, dan lain-lain. semua aspek yang berbeda dengan orang atau komunitas yang dominan merupakan kajian multukulturalisme.
Secara historis, multikkulturalisme muncul di Kanada yang disebabkan banyaknya orang yang berimigran ke negara tersebut dengan berbagai ras, etnis, negara, bahkan agama. Multikkulturalisme di eropa lebih di tujukan kepada penyebaran Islam. Keberadaan imigran masyarakat muslim dari berbagai negara, semisal Maroko, Turki, dan Aljzair, di Eropa menimbulkan suatu kebudayaan yang baru di lingkungan masyarakat Eropa yang sekuler.
Perkembangan multikulturalisme di Eropa banyak juga yang menentang dan tidak sepakat. Banyak faktor yang menghambat berkembangnya multikulturalisme di Eropa, terutama adalah faktor politik. Adanya nation-state di Eropa merupakan hal yang menjadi tantangan mendasar bagi perkembangan multikulturalisme. Banyak kaum elit di Eropa yang menolak multikulturalisme, karena ditakutkan akan memusnahkan budaya mereka yang selama ini hidup.
Politik suatu negera begitu berperan aktif dalam perkembangan multikulturalisme di berbagai negara di Eropa. Tanpa terkecuali di Indonesia, terutama yang begitu mencolok pada masa orde baru, yang dianggap sebagai masa “pemberangusan Keberagaman”. Segala hal selalu dibatasi oleh negara, mulai dari berekspresi sampai masalah masalah keyakinan. Kelakuan tersebut hanya didasarkan kepentingan politik pemerintahan orde baru.
Selain itu semua, adanya globalisasi juga begitu mencekram perkembangan multikulturalisme, seandainya suatu budaya yang telah lama lahir dan dilestarikan oleh masyarakat seketika ‘hangus’ dengan sekejap. Dengan adanya kemajuan teknologi menimbulkan budaya konsumerisme dan materialisme.
Namaun itulah tantangan bagi yang menyuarakan multikulturalisme yang perlu dilihat dan dijadikan pertimbangan. Multikulturalisme tetap perlu diperjuangkan meski secara sosi-politik banyak yang tidak sepakat. Dengan multikultualisme kita dapat mengahargai adanya perbedaan yang ada disekitar kita. Mengakui dan menganggap semua perbedaan itu bukan menjadikan kita mengucilkannya, memearjinalkannya, dan mencuekkannya dalam kehdupan sosial kita.
Komentar