Langsung ke konten utama

Postingan

Membacakan Puisi Karya KH A Mustofa Bisri (Gus Mus)

Postingan terbaru

Dosen STISNU Nusantara Tangerang Apresiasi Sastra

Belajar Menjaga Amanah

Saat punya anak kita perlu banyak menyesuaikan diri. Kita harus pintar membagi waktu untuk buah hati. Yah, sebagai suami tak ada masalah meringankan beban istri. Hanya dengan membantu pekerjaan istri tidak akan menurunkan derajat seorang laki-laki.

Sastra itu ya diri kita

Sastra itu ya diri kita Di antara kita itu tidak ada yang sama. Tuhan menciptakan manusia dengan begitu indah. Keindahan itu tidak bisa diungkapkan dengan bahsa. Hanya bisa dirasakan dengan rasa. Karena begitu indahnya, tidak mungkin kita bisa menjelaskan seseorang. Maka ketika kamu melihat sosok orang, diungkapkan dengan bait-bait puisi itu hal yang luar biasa. Seorang sastrawan besar dari Pakistan, M. Iqbal, seorang muslim dan sastrawan besar dunia. Karya-karyanya luar biasa. Di disebut bintang dari timur. Lahir di Sialokot, 1877. Pemikiran besarnya tentang merekonstruksi pemikiran Islam. Dalam salah satu puisinya, Iqbal menulis: Bangunlah kerajaan cinta ditempatmu berdiam Ciptakan nama baru Fajar dan malam gemilau Tenunlah kata-katamu Puisi itu dimaksudkan untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan. Puisi itu membangun semangat perjuangan orang-orang Timur. Indonesia memiliki pujangga terkenal bernama Ronggo Warsito. Beliau seorang santri sekaligus keturunan

Refleksi Sore

Refleksi Sore Majalah Bangkit Sore itu (24/4) di teras rumah, tiga orang santri sedang mendengarkan penjelasan pimpinan redaksi majalah bangkit. Dia menjelaskan tentang membangun peradaban maritim. Yang menarik adalah projek pemerintahan kabinet kerja ini digali dari sumber utama umat islam, al-Qur’an. “apakah di laut itu ada masjid? Atau bisa jadi ada perpustakaan?” Bagaimana respon al-Qur’an dalam membangun peradaban itu. Sahabat Usman bisa kaya itu karena dia bisa menguasai lautan. Di masa kekuasaannya Islam bisa tersiar jauh ke seberang daratan Arab. Tidak mungkin Islam sampai ke Indonesia, jika mereka tidak menguasai kemaritiman. Nah, itu semua pasti ada dalam al-Qur’an. Bagaimana al-qur’an membicarakan konsep itu? Bagaimana peradaban maritim itu dalam konteks kesejarahan Islam? Apa kontribusinya untuk pemerintahan sekarang? Pernah dengan hizb bahr? Saat itu pendiri tareqat sadziliyyah hendak ibadah ke tanah suci. Tapi di tengah samudra yang biru, beliau dihadang ole

Persaudaraan Berbasis Kebangsaan

Sumber: http://www.wawasanews.com Persaudaraan Berbasis Kebangsaan he Fund for Peace  menempatkan Indonesia pada peringkat 63 dalam indeks negara-negara gagal 2012. Hal itu berkaitan dengan  meningkatnya pelanggaran dan melemahnya penegakkan HAM yang berakibat lunturnya kontrak sosial. Masyarakat Indonesia yang plural baik dari segi agama, etnis, suku dan ras dihadapkan pada kondisi disintegrasi kemanusiaan. Itu terbukti dari serangkaian kasus yang terjadi di Indonesia. Terlepas dari kompleksitas yang melatarbelakangi konflik yang terjadi di berbagai daerah, sebenarnya itu semua terkait kesukuan yang bersifat klasik. Masyarakat yang bertikai lebih mengedapankan ego-etnisisme dibanding “Persatuan Indonesia” yang sudah termakdum dalam Pancasila.

Gus Dur, Pembela Perempuan

Sinar Harapan,  30 Desember 2014 Lima tahun sudah Gus Dur meninggalkan kita. Namun, pemikirannya senantiasa mewarnai belantara wacana di Indonesia. Ulama asal Jombang ini dikenal sebagai kiai yang gencar memperjuangkan HAM, pluralisme, dan demokrasi. Hidupnya hanya didedikasikan untuk kaum lemah, termasuk kaum perempuan.  Mengapa perempuan? Karena perempuan adalah titik masuk dari berbagai pemikiran mengenai pembebasan dan kemanusiaan. Selama ini perempuan mengalami diskriminasi dalam berbagai bidang. 

Mempersiapkan Jiwa Sosial

Majalah Bakti, No. 268-THXX-Oktober 2013 Sumber: Tirtojiwo.org Mempersiapkan Jiwa Sosial Oleh Ahmad Suhendra* Idul Adha menjadi momentum pelaksanaan ibadah haji (rukun Islam yang terakhir) dan berkurban. Sehingga idul Adha juga disebut sebagai bulan haji dan Idul Qurban. Kedua ibadah itu kumpul dalam bulan yang bersamaan. Hal ini menggambarkan perlu adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Secara filosofis, berkurban memberikan anjuran kepada kita untuk merelakan hal-hal keduniawiaan. Bentuknya berupa pengorbanan untuk kemaslahatan umum dan berkorban di jalan Allah swt. Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam berkurban adalah untuk senantiasa berjiwa sosial. Peduli dan empati terhadap kehidupan sekitar, serta membantu keluarga terdekat dan tetangga dalam keseusahan adalah yang ditekankan oleh Islam dalam hal ini.