BERKURBAN; Dari Hukum sampai Memilih dan
Merawat Hewan
Idul Adha menjadi bulan yang sangat bersejarah dalam
Islam. Yakni ibadah haji dan pelaksanaan kurban, sehingga bulan ini juga sering
disebut Idul Kurban. Jika ditinjau ke belakang, berkurban ini merupakan bentuk
penghargaan terhadap pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. atas anak
beliau yang sudah lama dinanti, Nabi Ismail as. Allah swt menggantikan Nabi
Ismail as. dengan seekor biri-biri.
Anjuran berkurban itu terekam dalam surat al-Kautsar ayat
2, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” Bahkan,
anjuran berkurban ini disandingkan dengan perintah ibadah shalat. Secara hukum,
ada perbedaan para ulama dalam menentukan hukumnya. Ada yang mewajibkan bagi
yang mampu, seperti Imam Malik, dan sunnah muakkadah, seperti ulama
Syafi’iyyah dan mayoritas ulama. Namun, jika berkurban itu sudah di-nazar-kan
sebelumnya, maka statusnya menjadi wajib.
Kurban secara bahasa berarti hampir atau dekat.
Adapun dalam terminologi fikih sering disebut dengan udhhiyyah,
yaitu menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. mulai
terbitnya matahari pada tari raya Idul Adha (yaum an-nahr) sampai tenggelamnya
matahari di akhir hari tasyrik yaitu hari tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.
Berkurban merupakan ibadah yang muqayyadah
(terikat), karena itu pelaksanaannya diatur dengan syarat dan rukun. Tidak
semua hewan dapat digunakan, dalam arti sah untuk berkurban. Hewan yang sah
untuk berkurban hanya meliputi an'am saja yaitu sapi, kerbau, onta, domba atau
kambing, dengan syarat bahwa hewan-hewan tersebut tidak menyandang cacat, gila,
sakit, buta, buntung, kurus sampai tidak berdaging atau pincang. Cacat berupa
kehilangan tanduk, tidak menjadikan masalah sepanjang tidak merusak pada
daging.
Dalam konteks Indonesia, hewan yang dijadikan kurban
biasanya kambing, domba, sapi atau kerbau. Satu kambing atau domba yang
dikurbankan berlaku bagi satu orang, sedangkan nilai satu sapi atau kerbau
adalah untuk tujuh orang.
Di antara dalil mayoritas ulama adalah sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ
وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ
“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang
dari kalian ingin menyembelih kurban, maka hendaklah ia tidak memotong
sedikitpun dari rambut dan kukunya.”
Hadis di atas membuktikan untuk merawat
hewan kurban secara apik, sampai hewan itu dikurbankan. Agar ibadah
kurban itu berjalan dengan maksimal, karena daging kurban itu untuk dinikmati
saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Tips Memilih Hewan Kurban
Karena berkurban ini bernilai ibadah, maka tidak serta
merta sembarangan dalam memilih hewan untuk dikurbankan. Hewan yang dijadikan
kurban haruslah memenuhi syarat-syarat hewan yang sehat dan minus cacat. Dari
Jabir, Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu menyembelih kurban kecuali yang
musinnah (telah berganti gigi)” (HR. Muslim).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli atau
memilih hewan kurban, sebagai berikut:
1. Umur hewan; untuk umur hewan yang digunakan
sebagai hewan kurban adalah dua tahun untuk sapi, untuk domba enam bulan sampai
satu tahun dan untuk kambing satu tahun. Untuk menentukan umur hewan kurban
sendiri terdapat benyak metode. Namun yang paling lazim digunakan adalah metode
melihat gigi hewan. Gigi yang dilihat adalah gigi seri. Untuk anda ketahui
bahwa hewan ruminansia seperti kambing, domba dan sapi tidak memiliki gigi seri
atas. Penentuan umur bisa dilihat dari jumlah gigi yang sudah berganti dari
gigi susu menjadi gigi tetap. .
2. Tingkah laku hewan; hewan yang sehat akan
memperlihatkan tingkah laku yang energik. Sebaiknya anda menghindari membeli
hewan yang terliat lesu dan tidak bersemangat. Selain itu juga hindari hewan
yang menyendiri.
3. Nafsu makan; hewan yang sehat akan menunjukkan
nafsu makan yang baik. Apabila hewan terlihat tidak nafsu makan maka ada
kemungkinan hewan tersebut mengalami gangguan kesehatan.
4. Keadaan mata, hidung, dan anus; perhatikan
mata hewan yang akan anda beli, usahakan membeli hewan yang matanya bersih
–tidak belekan-. Bagian dalam kelopak mata hewan yang sehat berwarna pink,
hindari membeli hewan yang bagian dalam kelopaknya pucat atau berwarna kuning.
Hidung hewan yang sehat sedikit basah tetapi tidak becek.
Komentar