Langsung ke konten utama

DIRGAHAYU KE-69


Bangsa yang tidak percaya kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai bangsa yang merdeka.
-- Presiden Soekarno

Dirgahayu Indonesia yang ke-69 tahun. Semoga menjadi bangsa yang martabat dan berbudaya.

MEnikmati hari kemerdekaan di warung kopi pinggir jalan dekat jembatan layang kereta kota baru sambil diiringi dengan musik Jepang.

Dahulu para pahlawan memperjuangkan bangsa dan negara ini dengan pengorbanan darah, sob. Sekarang kita tinggal menikmatinya saja. Kita bisa tertawa, berkumpul dengan keluarga, bercengkrama dengan kerabat, dan tentunya menikmati secangkir kopi itu berkat perjuangan para pahlawan kita.

Dibalik umur yang sudah cukup tua, Indonesia masih memiliki permasalahan di mana-mana. Kemiskinan masih membayangi banyak rakyat. Korupsi juga masih merajalela di mana-mana. Belum lagi permasalahn penataan kota dan lingkungan. Masih banyak evaluasi di sana-sini.

Tapi, saya tetap bangga menjadi bangsa Indonesia. Menjadi manusia yang lahir di Negara yang kaya dengan beragam suku dan budaya ini. Indonesia memberikan saya kehidupan yang berwarna. Hati kecilku tak sedikitpun mengatakan, "aku ingin pindah negara".

Indonesia yang kaya dengan pesona budaya ini mengajarkan pada pribadi bahwa hidup itu memang harus saling bergandengan tangan. Itu dilakukan tanpa melihat suku, rasa, agama dan kelas sosial kamu. Bhenika Tunggal Ika memang falsafah yang sangat luar biasa.

Sob, apakah kita menikmati kemerdekaan ini dengan duduk manis? Mari kita berjuang dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan. Berjuang dalam membangun bangsa dan Negara Indonesia. Apa yang kita bisa lakukan untuk bangsa ini, ya itu yang kita lakukan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENUNGAN MULTIKULTURALISME

RENUNGAN MULTIKULTURALISME Oleh: Ahmad Suhendra Kerberagaman merupakan hal yang niscaya bagi kehidupan manusia dimana pun berada. karena pada setiap “diri-kepala” individu seseorang dilatarbelakangi dengan bermacam-macam unsur yang membentu sistem kehidupan dirinya. Dan dari bermacam-macam unsur yang membentuknya itu pada individu masing-masing seseorng tentunya berbeda dengan individu yang lainnya.dari kondisi tersebut melahirkan suatu tatanan subsistem pandangan yang berbeda, yang akhirnya melahirkan sistem kebudayaan yang berbeda dan beragam. Tentunya tidak hanya dalam kontek kebudayaan, tetapi dalam beberapa wilayah, semisal agama, bahasa, etnis, suku, dan sebagainya. Dengan demikian keberagaman merupakan keniscayaan yang tidak dapat terelakkan dan tidak dapat dihindarkan.

BIOGRAFI ULAMA: ULAMA YANG CENDEKIAWAN DARI GARUT

BIOGRAFI ULAMA KH. ANWAR MUSADDAD, GARUT Seorang ulama-intelektual yang berdedikasi untuk pengembangan lembaga ilmiah, namun tetap berdiri di atas tradisi pesantren. Keahliannya dalam Ilmu Perbandingan Agama tergolong langka di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) pada masanya.   Lahir di Garut pada 3 April 1909, menempuh pendidikan di HIS (Hollandsche Indische School, setingkat SD pada zaman Belanda), MULO (setingkat SMP) Kristelijk di Garut, dan AMS (setingkat SMA) Kristelijk di Sukabumi. Setelah menamatkan pendidikan menengah di sekolah Katolik tersebut, ia belajar di Pesantren Darussalam Wanaraja, Garut selama dua tahun, kemudian pada 1930 melanjutkan studi ke Mekah dan belajar di Madrasah al-Falah selama sebelas tahun. 

Menggapai Mimpi (Sang Pemimpi Episode Ke-2)

Menggapai Mimpi (Sang Pemimpi Episode Ke-2) Karya Bersama Oleh Naelul Fauziah & Ahmad Suhendra Sekali lagi kubantingkan proposal beasiswaku diatas tempat tidur yang sudah lapuk dan berbau tidak sedap karena sudah terlalu lama didiamkan tidak dipakai, kali ini aku benar-benar pasrah, seluruh persediaanku untuk seminggu ini raib demi mengurus beasiswa yang tak jelas akhirnya seperti ini, kenapa aku masih berharap untuk melanjutkan magisterku ke negri yang terkenal dengan bunga sakuranya seharusnya aku bersyukur karena aku telah lulus dengan nilai tertinggi di Universitas Malaya dan itupun lagi lagi karena nasib sedang berpihak saja padaku, tapi apa buktinya, sampai saat ini proposal pengajuanku jadi dosen di Universitas Padjajaran pun tak ada kabar, sementara kontrakan butut ini pun sudah sebulan belum dibayar, minta pada umi dan abi dikampung tidak mungkin, mereka pun sangat kekurangan untuk membiayai si kecil husna yang sudah masuk sekolah dasar.